Budaya Keselamatan Pasien
Budaya Keselamatan Pasien di RSIA Cempaka Az-zahra
Budaya keselamatan pasien adalah persepsi yang dibagikan diantara anggota organisasi ditujukan untuk melindungi pasien dari kesalahan tata laksana maupun cedera akibat intervensi. Budaya keselamatan yang diukur dalam survei ni mengukur persepsi seluruh populasi yang ada di RSIA Cempaka Az-zahra yang diwakili oleh 102 sampel.
- Dimensi Pembelajaran Organisasi/Perbaikan Berkelanjutan
Pada dimensiini respon positifdidapatkan nilai 91,5% dengan kategoribudaya KUAT. Berdasarkan hasil survei, Staf RSIA Cempaka Az-zahra telah menjadikan kesalahan yang terjadi sebagai pemicu kearah yang lebih baik dan berusaha mengevaluasi efektivitas pelayanan. Staf RSIA Cempaka Az-zahra telah menjadikan kesalahan yang terjadi sebagai upaya perbaikan yang berkelanjutan pada unitnya dalam rangka menjamin keselamatan pasien di rumah sakit. Dengan hasil tersebut diharapkan RSIA Cempaka Az-zahra dapat mempertahankan pembelajaran organisasi yang telah berjalan dan akan lebih baik jika terus ditingkatkan.
- Dimensi Kerjasama dalam unit (Team Work)
Pada dimensi kerja sama dalam unit dihasilkan respon positif sebesar 74,8% yang dapat diartikan bahwa budaya keselamatan pada dimensi kerja sama dalam unit di RSIA Cempaka Az-zahra diketegorikan budaya SEDANG. Penurunan tersebut kemungkinan disebabkan karena banyak anggota unit yang merupakan anggota baru dan harus melakukan penyesuaian dengan rekan kerjanya, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan dalam kekompakan dalam unit.
- Dimensi Supervisor,manajer atau clinical leader mendukung keselamatan pasien
Pada dimensi ini respon positif yang didapatkan sebesar 79,1% yang dapat dikategorikan dalam budaya KUAT. Berdasarkan hasil survei, manajer di RSIA Cempaka Az-zahra telah memberikan dukungannya terhadap keselamatan pasien dibuktikan dengan beberapa poin dalam kuesioner yang mendapat respon positif yang tinggi diantaranya manajer dapat mendengar dan mepertimbangkan saran dari bawahannya untuk meningkatkan keselamatan pasien. Hal-hal tersebut merupakan bagian dari kepemimpinan efektif dalam menciptakan lingkungan yang positif bagi keselamatan pasien.
- Dimensi Keterbukaan Komunikasi
Pada dimensi keterbukaan komunikasi dalam survey ini respon positif yang didapat sebesar 76,7%, termasuk dalam kategori budaya KUAT. Berdasarkan hasil survei, dapat dijelaskan bahwa staf bebas mengungkapkan pendapat, bebas bertanya tentang keputusan atau tindakan yan akan diambil, namun kemungkinan masih merasa takut untuk bertanya ketika mengetahui ada yang tidak tepat dalam pelayanan pasien.
- Dimensi Dukungan Manajemen Rumah Sakit Terhadap Upaya Keselamatan Pasien
Respon positif pada dimensi dukungan manajemen rumah sakit terhadap keselamatan pasien sebesar 73,8% dengan kategori budaya SEDANG. Berdasarkan hasil survey, dukungan manajemen RSIA Cempaka Az-zahra terhadap upaya keselamatan pasien yang mendapat respon positif meliputi manajemen rumah sakit menyediakan suasana kerja yang mendukung bagi keselamatan pasien, kebijakan manajemen menunjukkan bahwa keselamatan pasien merupakan prioritas, dan manajemen peduli terhadap keselamatan pasien jika terjadi KTD maupun KNC.
- Dimensi Keseluruhan Persepsi Tentang Budaya Keselamatan Pasien
Berdasarkan hasil survei, dimensi persepsi keseluruhan terhadap keselamatan pasien memiliki respon positif sebesar 65,7%, termasuk dalam kategori SEDANG. Hal tersebut menggambarkan bahwa staf RSIA Cempaka Az-zahra memiliki persepsi yang positif terhadap keselamatan pasien. Perlu upaya peningkatan terhadap persepsi tentang keselamatan pasien misal menggalakkan pelaporan insiden keselamatan pasien.
- Dimensi Kerja sama antar Unit
Pada dimensi kerja sama antar unit di RSIA Cempaka Az-Zahra dihasilkan respon positif sebesar 70,3% yang dapat dikategorikan budaya keselamatan pasien SEDANG. Kerja sama antar unit menunjukkan sejauh mana kekompakan dan kerja sama tim lintas unit atau bagian dalam melayani pasien. Kerja sama antar unit dikategorikan dalam budaya sedang, sehingga rumah sakit perlu meningkatkan dan mengembangkan kerja sama antar unit di RSIA Cempaka Az-zahra.
- Dimensi Handsoff dan Transisi
Berdasarkan hasil survei, pada dimensi pergantian shift dan perpindahan pasien memiliki respon positif sebesar 60,3% yang menggambarkan bahwa dimensi kerja handsoff dan transisi pasien termasuk dalam kategori SEDANG. Berdasarkan hasil survei didapatkan hasil sebesar 58,2% termasuk dalam kategori SEDANG. Hal ini menunjukkan bahwa staf masih berani melaporkan insiden yang terjadi, tetapi masih ada rasa khawatir disalahkan dan diberikan hukuman, yang akan membuat prosedur pelaporan kejadian keselamatan pasien menjadi mengalami sedikit hambatan.
- Dimensi Umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan
Pada dimensi umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan hasil survey menunjukkan respon positif sebesar 80,1% yang dikategorikan KUAT. Umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan merupakan hal yang terpenting setelah dilakukannya pelaporan insiden keselamatan pasien.
Umpan balik dari organisasi dan rekan satu tim merupakan bentuk dari pembelajaran organisasi.
- Dimensi Respon Non Punitive terhadap kesalahan Staf dan pasien diperlakukan secara adil ketika terjadi insiden
Berdasarkan hasil survey didapatkan hasil sebesar 58,2% termasuk dalam kategori SEDANG. Hal ini menunjukkan bahwa staf masih berani melaporkan insiden yang terjadi, tetapi masih ada rasa khawatir disalahkan dan diberikan hukuman, yang akan membuat prosedur pelaporan kejadian keselamatan pasien menjadi mengalami sedikit hambatan.
- Dimensi Frekuensi Pelaporan Kejadian
Pelaporan insiden menjadi titik awal dalam program keselamatan pasien. Melalui mekanisme pelaporan yang baik akan mampu mengidentifikasi permasalahan yang kemudian dapat dirumuskan solusi perbaikannya. Menjadikan pelaporan sebagai sumber informasi dalam proses belajar, memerlukan dua hal yang harus disiapkan oleh rumah sakit, pertama tersedianya SDM yan mampu melakukan analisis terhadap insiden.
Dimensi frekuensi pelaporan kejadian di RSIA Cempaka Az-zahra termasuk kedalam kategori lemah yaitu 50,6%, yang termasuk dalam kategori SEDANG.
Berdasarkan hasil survei gambaran budaya keselamatan pasien secara keseluruhan di RSIA Cempaka Az-zahra adalah 72,7% yang dikategorikan dalam budaya keselamatan yang SEDANG. Menurut PMK Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan pasien menjelaskan bahwa membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, memimpin dan mendukung staf dalam penerapan keselamatan pasien merupakan bagian penting dalam menciptakan budaya keselamatan pasien.