NGALAH
Selamat datang di fase dimana orang-orang yang benar, akan ngalah sama orang-orang yang salah...
Misalnya aja :
A. Yang bener ngalah sama org yang salah
Contoh nyata adalah ketika yang parkir di gang tanpa garasi merepotkan orang yang lewat di jalan tersebut.
Ia harus pelan-pelan, lebih berhati-hati, melihat kanan kiri lebih teliti lagi. Padahal jalan itu menjadi haknya, jalan itu fasilitas umum. Mereka yang lewat itu terpaksa ngalah...
Dan yang parkir di jalan itu, ia tidak ditegur siapapun, pak RT, pak RW, pak Lurah sampai pimpinan PBB pun mengabaikannya. Padahal ia sedang 'mencuri' hak orang lain. Cepat atau lambat, di dunia atau di akhirat. Siap-siap aja menanggung akibatnya...
Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang mengambil hak orang lain walau hanya sejengkal tanah, maka akan dikalungkan ke lehernya (pada hari kiamat nanti) seberat tujuh lapis bumi." (HR Bukhari dan Muslim).
Kalau parkir sejam dua jam okelah, kalau seminggu, dan ga dipake, kebangetan! Mending jual aja daripada hisabnya berat...
Beberapa bulan lalu saya pindah kontrakan, yg utama nyari yg ada carport nya, memang lebih mahal tapi mendingan pilih yg lebih mahal daripada ngambil hak orang lain...
Bukan hanya itu, kita hidup di sekitar orang yang:
B. Yang on time ngalah sama yang telat
Ada sebuah event, mulai dari panitia, peserta, pemateri semua sepakat mulai jam 09.00 pagi. Ceritanya pendaftar 100 orang.
Jam 08.55 ada 10 peserta hadir, jam 09.00 baru 15 orang yg hadir. Tiba-tiba panitia mengumumkan "acara diundur ya, nunggu yang lain"
Lalu acara mulai jam 10! Gokil...
Ini artinya:
- Yang ontime 'dihukum', dengan menunggu
- Yang telat diberi 'hadiah' dengan materi yang full
- Yang ontime menyimpulkan : Kalau gini, mendingan next event saya telat aja
- Yang telat menyimpulkan: Alhamdulillah acara belum mulai meski aku telat, next event bisa telat lagi...
- Yang ontime jadi akan telat
- Yang telat tetep telat
Percayalah, untuk ontime itu butuh effort, mungkin ia terpaksa nggak makan, ia sedikit ngebut, ia juga dipaksa tega meninggalkan anaknya nangis.
Yuk ah, hentikan budaya ini. Mulai dari diri sendiri saat janjian sama orang lain, sama siapapun...
Latihannya saat sama Allah tiap 5 kali adzan ke masjid karena urusan penting banget (sholat), mudah-mudahan bisa melatih kita untuk nggak kebanyakan 'toleransi' saat janjian sama orang lain untuk urusan yang juga penting.
Dan bukan hanya itu, budaya yang lucu adalah 👇:
C. Yang sakit ngalah sama yang sehat
Ada sebuah perusahaan yang memiliki banyak karyawan, dua diantara nya sebut saja Jarjit dan Mail
Jarjit dan Mail di posisi yang sama, gaji yang sama, dan jam kerja yang sama, duduknya pun sebelahan.
Tapi diluar kantor, Jarjit sukanya nongkrong, begadang, ngerokok, kurang minum, dan ga pernah olahraga.
Sedangkan Mail bener-bener jaga makan, rutin olahraga, selalu bawa botol minum utk memastikan cukup, dan tidur lebih awal.
Sampai tiba suatu hari, Jarjit ga masuk karena sakit. Sakitnya parah sampai dirawat di rumah sakit. Kata dokter ginjalnya bermasalah, juga paru-parunya melemah (sebuah penyakit karena gaya hidup, bukan kecelakaan misal ditabrak motor). Biaya nya juga nggak sedikit.
Apa yang pihak kantor lakukan?
Mengajak semua karyawan menjenguk, menganggarkan untuk buah dan menanggung semua biaya rumah sakit. Dan lucunya, jobdesk yg harusnya dikerjakan jarjit, dikerjakan oleh Mail.
Sementara Mail, ia bayar membership gym pakai uang sendiri, menyisihkan gajinya, di kantor ia lebih produktif, tapi ga ada apresiasi apapun dari perusahaan karena sehatnya dia. Padahal sehatnya dia menguntungkan perusahaan.
Idealnya menurut saya : Perusahaan juga menganggarkan agar timnya sehat, traktir sewa lapangan futsal dan berikan buah misalnya.
Karena itulah, lucunya orang-orang saat ini.
- Yang Bener NGALAH sama yang SALAH.
- Yang Bener nggak dapat apresiasi, Yang salah dikasihani
Semoga kita jadi orang bener, dan konsisten pada kebenaran... 🤲
Semoga kita jadi orang bener, dan mengajak pada kebenaran... 🤲