Penulis buku best seller | Mentor Digital Marketer | Affiliate Marketer
Ebook ini cocok untuk Anda yang belum kebayang mau bikin konten apa di social media agar menghasilkan penjualan.
Teknik didalamnya bisa Anda praktekkan di channel apapun seperti:
Dengan membeli ebook ini, Anda juga dapat voucher DISKON Rp 50rb untuk salah satu produk Video Course saya
Saya meyakini, sukses tidak akan bisa didapatkan dalam waktu SEMALAM. Karenanya kebiasaan lah yang mampu membuat langkah demi langkah untuk mencapai itu.
Cara menggunakannya:
Akan lebih baik kalau Anda mendownload juga ebook 10 Langkah Membangun Habits, DISINI
Kita semua sadar :
“Cerita, meski panjang. DIJABANIN. Tulisan iklan, meski pendek, biasanya NGESELIN”
Herannya, kita sebagai penjual, pengen orang baca konten kita.
Fatalnya, orang lain sadar kita jualan dan ga mau baca. Solusinya?
Sampaikan dengan CERITA.
Selama berjam-jam Anda akan belajar banyak hal, seperti:
PERHATIAN:
Beberapa waktu lalu, saya lewat ke rumah saudara, dan kami sekeluarga melewati perlintasan kereta api
Kebetulan kendaraan kami tepat dipaling depan, sehingga kami melihat langsung kereta lewat
Saat pintu tertutup, kita tau ya, masih ada jeda beberapa menit sebelum kereta lewat
Dan seperti yang biasa kita lihat, masih ada beberapa motor menerobos rel kereta
Saya sempat kesal, istri juga sama. Tapi sejenak saya menyampaikan ke anak saya "lihat nak, Orang-orang yang melanggar itu bikin kesal banyak orang"
Dia membahayakan diri sendiri, membahayakan orang lain
Mungkin dirinya tertabrak dan wafat, tapi lemparan kendaraannya apakah tidak kena orang lain?
Dan Andai kata orang 'ngeselin' di dunia ini berkurang satu, apakah orang yang masih hidup ini bisa beraktivitas seperti biasa seolah ga terjadi apa-apa? Nggak. Kita harus beresin jenazahnya..
Maaf kalau dari tulisan ini Anda jadi bayangin yang mengerikan (mungkin juga menjijikkan)
Tapi setidaknya dari sini kita belajar, bahwa dengan mudah diatur itu hidup lebih teratur
Berdamailah dengan aturan, karena semakin sukses seseorang, sebenarnya ia semakin disiplin dalam banyak aturan
- Aturan jangan makan tangan kiri, ikuti aja
- Aturan minum jangan berdiri, diikuti
- Aturan di Pantai, bolehkah berenang?
- Seperti apa aturan saat batuk?
- Seperti apa aturan saat bersin?
Ikuti dan disiplin ✊
Begitu juga dengan hal-hal yang lebih penting.
- Apa aturan saat menghadiri acara?
- Apa aturan saat berada di Masjid? Apa yang sebaiknya dilakukan, apa yang dilarang?
Begitu juga disiplin untuk hal-hal yang sangat penting 📝
- Siapa saja orang yang wajib kita nafkahi?
- Siapa saja wanita yang boleh didekati (bagi seorang suami)
- Siapa saja dan dalam urusan apa, laki-laki yang boleh berkomunikasi (bagi seorang istri)
- Apa saja batasan dalam majelis ilmu/pembelajaran?
- Apa saja kata-kata yang boleh diucapkan atau dituliskan?
Itu semua kudu clear. Apa aturannya? Dan yang terpenting bukan apa aturannya, tapi tentang seberapa disiplin kita?
Yuk berusaha! 🙌
Mulai dari diri sendiri, tebarkan ke orang lain. Jangan jadi pelanggar lalu lintas, karena berdampak pada nyawa kita
Juga jangan jadi pelanggar dalam hal apapun. Jangan salah, cepat atau lambat itupun akan berdampak pada keselamatan diri kita. Mungkin di Dunia, pasti di Akhirat
Sharing ini bukan berarti saya si paling disiplin, tapi krn sama-sama berusaha dan saling mengingatkan...
- Afik
Semoga kita dikuatkan untuk disiplin 🤲🏻
Anda boleh baca tulisan saya lainnya di 👉 Https://www.afikcanggih.com
Selama di 40 Halaman, Anda akan mempelajari:
Ebook ini saya buat singkat tapi langsung ke intinya. Jadi bisa dipraktekkan secepat mungkin, tanpa perlu berlama-lama
Syahadat? Udah dong...
Sholat? Udah dan akan terus...
Puasa? Jelas...
Zakat? Belum sampai nishab...
Haji? Lagi nabung...
Tapi apakah keseharian kita sudah mencerminkan seorang muslim? Apakah akhlaq kita sesuai "SOP" Islam?
Misalnya:
Mungkin, selama ini kita sudah ngerasa 'Islam banget'.
Seperti
Kalau dampaknya utk orang lain, yang saya sebutkan diatas...
Maka jadilah:
Btw, saya yang menyampaikan ini bukan berarti lebih baik, hanya mencoba utk mempraktikkan Al Asr ayat 3 aja. Saling mengingatkan atas kebaikan dan kesabaran.
Ayat lain lagi berusaha dipraktikkan juga. Bisa jadi Anda jaaaaauh lebih baik dan lebih banyak praktiknya daripada saya...
Semoga Allah mudahkan kita mempraktikkan sebanyak mungkin perintah yg ada di dalam Alquran, dan menjauhi larangan.
Anda baca postingan ini, bisa jadi karena Allah menjawab doa Anda, doa minta diberikan petunjuk (Ihdinas-shirotol mustaqim). Jadi jangan terima kasih sama saya, sama Allah langsung aja...
Satu lagi, mereka yang nonis ga baca Kitab yang kita baca, maka tugas kita mempraktekkan dalam keseharian, bukan sekedar mengatakan di lisan dan postingan
Pertanyaannya sederhana, Apakah hidup kita bisa seimbang?
Misalnya:
Enak ya? Enak lah masa nggak enak. Bukankah itu yang selama ini kita impikan?
Tapi, kenyataannya…
Jadi yang bener gimana?
Sebenarnya kejadian diatas mulai terjadi di beberapa orang jaman now, kenapa? karena jaman sekarang bisnisnya ONLINE. Beda dengan dulu, atau petani (sampai sekarang) Yang jelas kapan waktunya ‘nyari makan’ kapan waktunya pulang sama keluarga.
Artinya, orang sekarang kudu seimbang antara : Kebahagiaan keluarga, Uang, Kesehatan, dan Spiritual
“Terus, solusinya gimana mas Afik?”
Anda bisa pelajari di video course bernama : Strategi Anti-Work Life Balance
Kenapa Anda harus membeli Audiobook ini?
Siapa yang cocok membeli produk ini?
Audiobook ini cocok untuk pengusaha, professional, atau siapapun yang saat ini merasa hidupnya tidak berimbang dan seolah ditarik dari berbagai arah.
Yuk ah pelajari sekarang… Saya bikin postingan ini karena UDAH BELI dan baru bisa merekomendasikan kalau sudah tau isinya. Jadi gak ngecap.
Dan menurut saya, ini RECOMENDED. Anda kudu belajar juga…
Udah tau kan, apa itu MAGER? Yes… Malas Gerak.
Baiknya hindari sejauh mungkin, karena kalau diturutin lama kelamaan jadi penghambat kesuksesan.
Dan karena malas gerak ini, jadinya BAPER, alias Bawa Perasaan. Saking nggak ada aktivitas, denger omongan orang yang nggak enak dikit, dipikirin berhari-hari. Jangan ya dek ya…
Nggak cuma itu, karena malas itu pula akhirnya KUPER, Kurang pergaulan. Kenalannya itu-itu aja. Jangan heran kalau penghasilannya segitu-segitu aja.
“Terus gimana solusinya mas?”
Kita bedah satu per satu ya…
KUPER
Ada orang introvert, ada ekstrovert, tapi introvert sekalipun, ketemu orang banyak itu bisa. Mungkin lewat tulisan. Jadi tulisannya kemana-mana, viral. Dengan begitu dia 'ketemu' banyak orang di online. Gimana mau dapat banyak penjualan, kalau jualannya ke itu-itu aja?
Tapi ada kuper yang boleh! Apa itu? Kuper yang boleh itu adalah Cooper, lebih tepatnya mobil Mini Cooper. Hehehe...
BAPER
Baru diomongin sedikit, sedih. Badmood seharian. Padahal disaat yang sama pahalanya masuk ke Anda dan dosa Anda masuk ke dia. Bukannya enak, jadi bahan ghibah orang lain... Btw, seseorang itu nggak dinilai dari "katanya" tapi dinilai dari KARYANYA. Cateeeet....
MAGER
Smartphone dan laptop, secanggih apapun kalau nggak bisa dihidupkan, ya nggak bisa jadi manfaat. Itulah perumpamaan orang cerdas, alim dan keren. Tapi kalau males, nggak jadi apa-apa! Pastikan jangan males gerak (mager)
Kalau mager, gimana mau jadi milyarder? Bangun yuk brader!
“Mas Afik, dari ketiga itu mana yang paling dihindari?”
Idealnya memang ketiganya dihindari, tapi yang terpenting dihindari itu MALAS.
Kalau malas, maka:
Dunia ini tidak ada tempat untuk pemalas
Yuk ah, semangat!
Semoga Allah lindungi kita dari kemalasan. Aamiin…
NB : Salah satu ciri malas adalah karena kepemimpinan dirinya kurang, pelajari caranya DISINI
Pernah suatu waktu saya diminta ngisi ke anak SMP di sebuah Pesantren tentang bisnis.
Saya berpikir, Apa yang perlu mereka pelajari dari sekarang meskipun masih sekolah?
Terlebih, bukan sekedar sekolah, mereka (audience) pun mondok pesantren, yang hidup 24 jam tanpa gadget buat promosi, ga bisa kesana-kemari ngurusin produk dan sebagainya.
Akhirnya, apa yang saya sampaikan bisa dibilang nggak langsung berkaitan dengan bisnis.
Bayangan kebanyakan orang, belajar bisnis dari muda adalah belajar.
- Cara ngelola keuangan
- Cara membuat produk
- Cara menawarkan dan promosi
- Strategi negosiasi dan kerjasama
Dan hal lain yang memang keliatan "bisnis banget"
Padahal, menurut saya kalau mereka dijejelin ilmu begituan dari SMP, yang ada malah beberapa tahun kemudian ilmunya bisa jadi udah berubah.
Misalnya aja dulu cara promosi rame banget bahas Blackberry, sekarang mulai bertebaran ilmu jualan di Instagram dan Tiktok.
Kalau ada anak SMP yang dulu belajar IG marketing dan prakteknya baru sekarang, maka nantinya ia akan ngulang belajar lagi ilmu baru.
Jadi, pagi itu saya mengajarkan sesuatu yang hampir nggak berubah kapanpun.
Yaitu tentang : Kejujuran, Tanggung Jawab dan Ketekunan.
Jujur bisa dimulai dari kapanpun, seumuran anak SMP wajib banget punya value ini. Dan kelak, kejujuran ini jadi modal ia bekerja sama dengan partner.
Bener aja, sekarang banyak banget saya ketemu pebisnis yang ia butuh partner yang jujur.
Kalau partner yang punya skill ? BANYAK, partner yang siap nggelontorin modal banyak, nah yang jujur jarang.
Jadi, sekelas anak SMP, kalau cita-citanya pebisnis, modal apa yang disiapkan sekarang?
JUJUR, pegang terus nilai itu.
Begitu juga rasa tanggung jawab dan ketekunan.
Kadang, orang berpikir kalau memulai bisnis butuh motivasi.
Hm... menariknya setelah saya cek, orang-orang yang punya motivasi tinggi tidak lahir dari seminar motivasi.
Tapi (salah satunya) dari rasa tanggung jawabnya.
- Seorang ayah yang tanggung jawab akan keluarganya, ia akan semangat dengan sendirinya.
- Seorang partner bisnis yang tanggung jawab akan perusahaannya, ia akan all out kontribusi membersamai timnya.
- Seorang penjual yang tanggung jawab atas delivery produk ke pembeli, ia akan memastikan kepuasan pelanggan bukan sekedar profit.
Saya meyakini, rezeki dari Allah Pasti Ada. Pasti dijamin...
Tapi rezeki lebih akan ngumpul ke orang-orang yang jujur, bertanggung jawab dan tekun. Juga nilai kebaikan lainnya... seperti adab, percaya diri, dan lainnya...
Cerita dikit, semenjak saya punya dua anak, urusan rumah tangga seperti cucian piring dan baju, kebersihan rumah, dll jadi makin kompleks.
Akhirnya kadang saya memilih laundry beberapa pakaian. sampai akhirnya ada orang yang pengen jadi ART, dan itungannya harian, seharian dia beresin, dan akan ke rumah lagi kalau kami butuh. Deal, kami terima 1 hari dulu.
Tapi makin kesini, tanggung jawabnya mulai berkurang, jam 7 pagi harus datang, jam 8 ia ngabarin ga bisa datang dengan berbagai alasan. Dan bukan sekali dua kali begitu.
Udah mulai nggak komit, ya mohon maaf, selesai…
Alhasil, semenjak kejadian itu saya jadinya mikir, Allah itu kalau ngasih rezeki, nggak langsung berupa uang.
Dan Allah itu ga pernah mendzolimi hambaNya, tapi ulah kita sendiri lah yg bikin kita susah. Astaghfirullah...
Dan sekali lagi, Allah itu kalau ngasih rezeki, nggak langsung berupa uang begitu aja.
Yang langsung muncul di rekening kita dengan tulisan "Anda menerima transferan dari Allah"
Saya berpikir, cara Allah nggak gitu.
Tapi Allah menanamkan rasa tanggung jawab, semangat, inspirasi, ilmu, kesehatan, nama baik, kepercayaan orang lain, dll...
Yang dari itu semua akhirnya kita mendapatkan orderan, kerjaan, project, jabatan, perusahaan, investor dan lain-lain...
Dari sikap yang kita miliki itu, akhirnya rezeki itu beneran Allah kasih... dengan skenario dari Nya.
So, tulisan ini buat Anda yang pengen anaknya jadi pebisnis...
Atau adiknya atau siapapun yang pengen membaik rezekinya...
Mudah-mudahan makin tersebaarnya kebaikan...
Yang pada intinya kalau pengen memperbaiki rezeki, kita perbaiki sikap kita.
Semoga bermanfaat....
- Afik
Tanggal 22 September ini insya Allah saya ada acara offline di Bandung, kalau Anda pengen ikutan, bisa daftar kesini atau klik link dibawah
Selamat datang di fase dimana orang-orang yang benar, akan ngalah sama orang-orang yang salah...
Misalnya aja :
A. Yang bener ngalah sama org yang salah
Contoh nyata adalah ketika yang parkir di gang tanpa garasi merepotkan orang yang lewat di jalan tersebut.
Ia harus pelan-pelan, lebih berhati-hati, melihat kanan kiri lebih teliti lagi. Padahal jalan itu menjadi haknya, jalan itu fasilitas umum. Mereka yang lewat itu terpaksa ngalah...
Dan yang parkir di jalan itu, ia tidak ditegur siapapun, pak RT, pak RW, pak Lurah sampai pimpinan PBB pun mengabaikannya. Padahal ia sedang 'mencuri' hak orang lain. Cepat atau lambat, di dunia atau di akhirat. Siap-siap aja menanggung akibatnya...
Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang mengambil hak orang lain walau hanya sejengkal tanah, maka akan dikalungkan ke lehernya (pada hari kiamat nanti) seberat tujuh lapis bumi." (HR Bukhari dan Muslim).
Kalau parkir sejam dua jam okelah, kalau seminggu, dan ga dipake, kebangetan! Mending jual aja daripada hisabnya berat...
Beberapa bulan lalu saya pindah kontrakan, yg utama nyari yg ada carport nya, memang lebih mahal tapi mendingan pilih yg lebih mahal daripada ngambil hak orang lain...
Bukan hanya itu, kita hidup di sekitar orang yang:
B. Yang on time ngalah sama yang telat
Ada sebuah event, mulai dari panitia, peserta, pemateri semua sepakat mulai jam 09.00 pagi. Ceritanya pendaftar 100 orang.
Jam 08.55 ada 10 peserta hadir, jam 09.00 baru 15 orang yg hadir. Tiba-tiba panitia mengumumkan "acara diundur ya, nunggu yang lain"
Lalu acara mulai jam 10! Gokil...
Ini artinya:
- Yang ontime 'dihukum', dengan menunggu
- Yang telat diberi 'hadiah' dengan materi yang full
- Yang ontime menyimpulkan : Kalau gini, mendingan next event saya telat aja
- Yang telat menyimpulkan: Alhamdulillah acara belum mulai meski aku telat, next event bisa telat lagi...
- Yang ontime jadi akan telat
- Yang telat tetep telat
Percayalah, untuk ontime itu butuh effort, mungkin ia terpaksa nggak makan, ia sedikit ngebut, ia juga dipaksa tega meninggalkan anaknya nangis.
Yuk ah, hentikan budaya ini. Mulai dari diri sendiri saat janjian sama orang lain, sama siapapun...
Latihannya saat sama Allah tiap 5 kali adzan ke masjid karena urusan penting banget (sholat), mudah-mudahan bisa melatih kita untuk nggak kebanyakan 'toleransi' saat janjian sama orang lain untuk urusan yang juga penting.
Dan bukan hanya itu, budaya yang lucu adalah 👇:
C. Yang sakit ngalah sama yang sehat
Ada sebuah perusahaan yang memiliki banyak karyawan, dua diantara nya sebut saja Jarjit dan Mail
Jarjit dan Mail di posisi yang sama, gaji yang sama, dan jam kerja yang sama, duduknya pun sebelahan.
Tapi diluar kantor, Jarjit sukanya nongkrong, begadang, ngerokok, kurang minum, dan ga pernah olahraga.
Sedangkan Mail bener-bener jaga makan, rutin olahraga, selalu bawa botol minum utk memastikan cukup, dan tidur lebih awal.
Sampai tiba suatu hari, Jarjit ga masuk karena sakit. Sakitnya parah sampai dirawat di rumah sakit. Kata dokter ginjalnya bermasalah, juga paru-parunya melemah (sebuah penyakit karena gaya hidup, bukan kecelakaan misal ditabrak motor). Biaya nya juga nggak sedikit.
Apa yang pihak kantor lakukan?
Mengajak semua karyawan menjenguk, menganggarkan untuk buah dan menanggung semua biaya rumah sakit. Dan lucunya, jobdesk yg harusnya dikerjakan jarjit, dikerjakan oleh Mail.
Sementara Mail, ia bayar membership gym pakai uang sendiri, menyisihkan gajinya, di kantor ia lebih produktif, tapi ga ada apresiasi apapun dari perusahaan karena sehatnya dia. Padahal sehatnya dia menguntungkan perusahaan.
Idealnya menurut saya : Perusahaan juga menganggarkan agar timnya sehat, traktir sewa lapangan futsal dan berikan buah misalnya.
Karena itulah, lucunya orang-orang saat ini.
- Yang Bener NGALAH sama yang SALAH.
- Yang Bener nggak dapat apresiasi, Yang salah dikasihani
Semoga kita jadi orang bener, dan konsisten pada kebenaran... 🤲
Semoga kita jadi orang bener, dan mengajak pada kebenaran... 🤲
Menurut saya ketakutan hanya ada di pikiran. Karenanya ia bisa dihilangkan atau malah bisa muncul begitu dipicu.
"Aku takut bangkrut"
Mulai usaha aja belum, udah takut duluan? Daripada takut mending PENASARAN akan ilmu agar untung... kalau untung, ya gak bangkrut…
"Aku takut nabrak"
Bagus dong, jadi lebih hati-hati, lebih antisipasi. Asal nggak berlebihan, sambil kurangi potensi bahayanya dengan menggunakan helm atau sabuk pengaman...
"Aku takut gagal"
Lah kenapa takut, gagal kan bagian dari perjalanan...
Penjual hebat pernah ditolak...
Koki handal pernah gosong karena masakan...
Pembalap legend pernah jatuh...
Dan yang nggak pernah gagal adalah yang ga pernah mencoba. If you never try, you never know… kata Coldplay.
So, hadapi aja...
Nggak sekedar ngomong, Saya pernah ngalamin fase jadi orang penakut dan perlahan berubah...
Waktu masih kecil, Gigi saya nggak rata (kata org jawa : gingsul) karena terlalu takut dicabut.
Pada akhirnya gigi itu harus dicabut...
Bahkan takut bergaul dan kenalan dengan orang baru karena takut nggak asik, takut dimarahin, dll...
Jadilah saya anak rumahan, yang kurang pergaulan.
Tapi alhamdulillah kemudian "balas dendam" dengan merantau ke Jakarta sendirian, kenalan dengan orang disana sendiri, dan sedikit banyak nyari uang sendiri sambil kuliah.
Itu cara saya mengatasi takut, kadang kalau belum bisa diubah seketika jadi berani, ubah seketika jadi "PENASARAN"
- Takut salah dengan strategi yang mau dijalanin, tapi dicoba aja ah, penasaran hasilnya gimana?
- Takut nyasar, tapi penasaran rumah paman yang udah bertahun tahun nggak kesana itu dimana ya?
- Takut nggak diterima lamaran, tapi penasaran calon mertuaku kayak gimana ya?
- Takut ah kenalan dengan orang asing, tapi penasaran dia skill nya apa aja ya, kali aja bisa kerja sama bahkan saling menguntungkan…
- Takut ngomong di panggung, tapi penasaran sama respon audience kalau dpt manfaat dari apa yg saya sampaikan gimana ya….?
Semoga bermanfaat...
Berkaitan sama tulisan ini, cocok juga kalau Anda juga baca TULISAN INI Klik aja tulisan biru disamping ya…
Kisah ini dari Melbourne, Sydney Australia, yang saat itu sedang diadakan lomba lari marathon sepanjang 885 KM (cek googel map, dari Bandung Jawa Barat ke Probolinggo Jawa timur aja baru 858 KM )
Selain jaraknya luar biasa extreme, momok menakutkan dari lomba marathon ini adalah cuacanya. Dimana disana itu ada gurun terpanas dan kalau malam menjadi terdingin.
Pada tahun 1983, seorang bernama Cliff Young memutuskan untuk ikut jadi peserta lomba.
Uniknya adalah, dia bukanlah seorang atlet seperti peserta lain, ia hanya penggembala sapi yang sudah terbiasa berlarian di ladang.
Jaman dulu belum ada GPS, saat menggembala sapi dan domba di ladang yang luas ia hanya mengandalkan nalar saja. berlarian kesana kemari.
Karenanya dia sangat yakin, ia bisa menyelesaikan lomba Marathon ini sampai selesai. Ia yakin staminanya cukup.
Oiya, saya belum sampaikan kalau Cliff berusia 61 Tahun! Udah nggak muda lagi...
Sebagai panitia lomba marathon, ada syarat-syarat tertentu agar bisa mengikuti lomba, tapi panitia lupa memberikan syarat batasan usia maksimal untuk jadi peserta, Jadi, panitia nggak bisa nolaknya...
----
Hari dimana lomba dimulai, panas terik matahari menyengat di Sydney seakan membakar kulit.
Cliff muncul sebagai peserta lomba marathon dengan menggunakan pakaian terusan biasa dan sepatu boot sederhana yang biasa ia gunakan saat 'bekerja' menggembala ternak.
Mudah ditebak, penampilannya dan kulit keriputnya mengundang peserta lain dan wartawan mencemoohnya, dan meremehkannya.
Dan benar saja, saat perlombaanbaru dimulai, Kakek Cliff tertinggal jauh di belakang ratusan peserta lain (yang jauh lebih muda dan lebih berpengalaman)
Cliff tidak menghiraukan posisinya dibelakang, ia terus aja fokus pada tujuannya, menyelesaikan sampai finish.
Karena jarak 885 km tidak pendek, maka perlombaan sampai berhari-hari.
Yang mengejutkan setelah malam pertama perlombaan adalah : Cliff memimpin di depan!
Bukannya istirahat selama 6 jam untuk tidur di cuaca yang dingin seperti kebanyakan peserta lomba yang lain, Cliff terus saja berlari, ia hanya tidur sebentar saja dan hanya istirahat sebentar untuk makan buah pear kalengan sebagai asupan kalori.
Pada pagi harinya, ia mengejutkan semua penonton karena ia memimpin di depan.
Lagi-lagi, kebanyakan orang berpikir lagi dan mengira ia akan terkejar dengan pelari lain karena kelelahan dan istirahat, atau karena kesehatan.
Tapi Cliff tidak melakukannya, ia meyakini : “Saya bisa istirahat jauh lebih lama setelah perlombaan selesai”. Beeeh...
Akhirnya, singkat cerita, ia berhasil di garis finish! ia berlari sejauh 885 KM di usianya yang sudah 61 tahun.
Tapi yang menarik bukan hanya itu, ia menjadi juara 1 lomba marathon dan juara duanya berjarak 10 JAM setelah ia mencapai garis finish! lawannya bener-bener tertinggal jauh di belakang! Yeaah...
Setelah diwawancarai oleh wartawan tentang gimana caranya, kok bisa menang dan sebagainya, sebenarnya ia mengaku tidak tahu kalau ternyata kalau harus tidur malam 6 jam (karena tidak ada dalam aturan lomba), Jadi ia tidur lebih singkat dari peserta lain.
Selain itu, Ketika ditanya bagaimana ia kuat berlari sepanjang malam, jawaban Cliff sangat mengejutkan, ia bilang :
"Saya dibesarkan di sebuah peternakan di mana kami tidak mampu membeli kuda, jadi setiap kali badai datang, saya harus keluar berjalan dan berlari dengan kaki untuk mengumpulkan domba. Kami memiliki 2.000 ekor, dan kadang-kadang saya harus mencari dan mengumpulkan domba selama dua atau tiga hari nonstop." Sepanjang balapan, dia hanya membayangkan mengejar domba.
Yang ia tau hanya TUJUAN, garis finish...
Pelajaran buat kita, adalah :
- Percaya diri bukan karena Anda terlihat mampu (penampilan) juga bukan karena kata orang lain. Tapi percaya diri karena Anda YAKIN...
- Action lebih banyak dari kebanyakan orang. Tidur lebih sedikit, jangan kebanyakan nyantai, santainya setelah hidup ini selesai aja. Saatnya menikmati hasil dari usaha kita di dunia.
- Lepaskan 'rem' bernama limiting belief seperti "saya udah tua", "Saya gaptek", "Saya orang kampung" itu semua penghambat kesuksesan. Intinya, jangan kebanyakan ngomong "TAPI".
Semua orang yang masih punya jantung berdetak, masih bisa menghirup nafas, maka ia masih bisa berusaha dan sukses.
Jangan menyerah! Semangat ....
- Afik
Anda boleh klik 'share' kalau menginspirasi, Anda juga bisa mendapatkan tulisan bermanfaat lainnya disini
Mungkin Anda sudah pernah dengar sebuah kejadian bersejarah di Surabaya, kisah tentang bagaimana perjuangan arek-arek Suroboyo dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Salah satunya adalah tragedi perobekan bendera Belanda (merah putih biru) menjadi Merah putih.
Tepatnya, kejadian ini terjadi pada tanggal 19 September 1945, peristiwa di Hotel Majapahit ini begitu menakjubkan, karena pada saat itu, merobek bukanlah aktivitas yang "cuma". Saat itu, genting. Penjajah masih berseliweran...
Coba deh perhatikan tanggalnya, tanggal 19 September.
Berarti kejadian ini setelah Indonesia merdeka. Nah, ternyata Presiden menetapkan aturan tidak boleh ada bendera Belanda, Semua tempat kudu Merah-Putih. Aturan ini berlaku per tanggal 1 September 1945.
Kamvretnya, di malah hari tanggal 19 Sept itu pemuda Belanda maksa ngibarin benderanya. Hmmmm main-main dia! Pemuda Surabaya pun MELAWAN! 🔥🔥🔥
Terjadilah perobekan itu dilakukan oleh dua orang bernama Kusno Wibowo dan Hariyono. Sambil merobek bendera biru, mereka meneriakkan "MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA!"
✊✊✊✊✊
=============
Sekarang, bangunan bersejarah itu tentu dipertahankan. Bahkan untuk mengenang para pahlawan, beberapa kali diadakan drama perobekan kain biru.
Jadilah kita simpulkan sampai sekarang kalau Hotel Majapahit di Surabaya bukan sekedar hotel.
Tapi ada CERITANYA...
Sebagai pebisnis, sebenarnya Anda nggak perlu merobek-robek gorden (yang bener aja!) Apalagi dagang baju dan merobek barang dagangan, konyol namanya!
Tapi kabar baiknya, kita bisa menciptakan CERITA dibalik produk yang Anda bikin.
Itulah STORYTELLING!
Misalnya :
- Ini bukan sekedar mobil, para ulama besar pernah kami antarkan dengan mobil ini.
- Rumah ini dulunya menjadi tempat musyawarah petinggi negara menjelang proklamasi.
- Ini jersey milik Cristiano Ronaldo yang menjadi saksi bisu final UCL terakhirnya tahun 2018.
Pertanyaannya, secara fisik apakah ada 'benefit' lebih? Kaos bekas Ronaldo bahannya lebih adem gitu?
Mungkin iya, tapi yang menjadi nilai tambah adalah CERITANYA. Jangan ditanya, harganya akan jaaauh lebih mahal, berapa harganya? kan udah dibilang jangan ditanya. Hahaha!
Anda bisa menyisipkan hal lain misalnya:
- Parfum ini saya riset nggak sebentar, udah ratusan sample saya tolak, sampe jadilah satu aroma yang PAS, otentik dan nggak ada yang nyamain!
- Buku ini saya tulis sambil di pesawat, di kapal, di hotel dan di berbagai kota. Dan jangan salah, obrolan dengan tokoh yang saya cantumkan isinya di buku ini itu nggak gampang!
Gimana, udah mulai kerasa bedanya mana yang pakai dan mana yang TANPA storytelling?
Itulah kenapa ketika saya ngeshare link ini pakai hati banget.
Nggak sekedar copas link, dan berharap orderan masuk. Nggak gitu. Dibalik dibikinnya video course itu, ada keinginan dari hati yang paling dalam semoga postingan jualan pesertanya itu lebih 'otentik'. Nggak gitu-gitu aja...
Produk boleh sama, harga boleh sama, bahkan brand boleh sama karena seller. Tapi cerita, masing-masing punya khas-nya sendiri-sendiri....
- Afik
Awalnya ngomongin tragedi perobekan bendera, bahas mobil, rumah bahkan pemain bola. Istilahnya BRIDGING. Detailnya saya bahas didalam Video Course Story-Selling saya.
Belum lama ini saya dapat chat dari temen (adek kelas di Pesantren) nanya soal mulai buka toko online.
Ceritanya dia mau bikin produk digital,
dia juga penulis jadi katanya juga bakal kirim-kirim produk fisik.
Jawaban saya langsung pada platform yang saya pakai,
namaanya UTAS (kalau udah terlalu penasaran, bisa klik disini)
Kalau mau baca penjelasan saya dulu, baiklah..
Jadi gini, kita mulai dari hal yang sangat mendasar dari toko online ya.
Apa aja?
- Sudah ada produknya?
- Sudah kebayang jual kemana?
- Atau bahkan sudah pernah jualan di socmed?
- Sedikit banyak sudah bisa bikin copywriting?
Kalau udah, saatnya bikin toko online.
- Memang bener, modal Whatsapp bisa nawarin ke teman dan banyak orang...
- Memang bener, cuma dari akun facebook dan instagram aja, udah bisa menjangkau konsumen...
Tapi itu semua bikin sibuk.
Misalnya:
- Kenal pertama di FB
- Diklik ke WA
- Di WA nanya nanya dulu itu produk apa
- Nggak langsung tranfer, minta diyakinkan
- Dikasihlah testimoni
- Dikirimkan video dan foto penjelasan
lamaaa....
Kalaupun udah closing, deal pengen beli.
Masalah belum selesai, si seller harus melakukan
- Minta data alamat
- Cek ongkir
- Ngasih rekening di WA
- Ngecek bukti transfer dulu
- Ngirimin resi di chat
- Belum lagi balesin komplain
pusing....
Solusinya gimana?
- Mendingan bikin akun di UTAS
- Upload produk
- Tulis deskripsi yang detail
Selesai.
Nah, setelah toko online jadi, bukan berarti Passive Income tidur tiduran dapat penghasilan.
Saatnya kirim traffic, linknya diarahin ke link produk.
Social media digunakan untuk mendapatkan orang baru.
Setelah dia penasaran, klik link ke produk.
"Mas Afik, konsumenku biasanya nanya dulu di chat. Gimana dong?"
Ibarat lalu lintas, kita bikin jalur biasa dan jalur tol.
Dalam prakteknya, kita arahkan ke link produk. Tapi di deskripsi dicantumin kalau mau nanya dulu atau penjelasan lebih, bisa ke WA.
Intinya, jangan menggeneralisir orang banyak.
Ada itu NGGAK SEMUA. Sekali lagi, ADA itu nggak semua...
Karena ada juga yang "buruan kasih tau kemana aku bisa beli produkmu"
Tanpa nanya-nanya, adaaaaaa Saya pernah begitu pas mau beli kaos misalnya.
So, sekarang kudu ngapain?
Bikin akun di UTAS, ada versi gratisnya dengan beberapa fitur tidak bisa dipake.
Saran saya ambil yang murah dulu aja. Sekarang cuma 98rb aja... per bulan.
KLIK DISINI UNTUK CEK APA ITU UTAS
Jujur, saya nulis begini karena nggak pengen Anda terlalu sibuk.
Dunia dibikin santai ajalah, santai duitnya banyak, bukan santai dalam kelaparan -_-
Mbok ya sibuk itu ngaji, ngobrol sama keluarga, liburan gitu loh.
Bikin produk sekali, pelanggan berdatangan berkali-kali... gitu kan enak banget...
- Afik
Allah itu Maha Adil... Meskipun setiap orang terlahir dalam kondisi yang berbeda, tapi:
Allah Maha Adil, kalau Anda berdoa, Allah mengabulkan...
Jangan membatasi impian hanya karena darimana kita berasal, karena background, karena turunan, dan semacamnya...
Saya terlahir dari keluarga yang bisa dibilang cukup, tapi di usia 8 tahun ibu saya meninggal, di usia 12 tahun, ayah saya menyusul. Sempet shock, karena anak lain orang tuanya masih ‘ada’.
Tapi makin kesini makin yakin, Allah mengganti yang lebih banyak, kakak saya membiayai, soal ilmu juga Allah mudahkan belajar dari banyak orang (kalau soal keinginan, saya pengen belajar sama ayah saya yang juga pebisnis semasa hidupnya)
Sekarang saya yakin, kita sama-sama punya kesempatan yang sama untuk berhasil.
Kesempatan yang sama? Ya!
Terkait dengan kemiskinan, ada baiknya kita tidak mencelanya. Secara personal saya pernah ditegur ustadz tentang ini.
Tapi kalau boleh memilih saya mengajak Anda untuk tidak miskin. Dan untuk menghindari itu, guru saya berpesan untuk jangan malas. Karena ini penting, saya ulang sekali lagi, jangan malas.
Karena RAJIN itu nggak ‘jodoh’ dengan miskin.
Misalnya nih:
Jadi, jelaslah sudah, RAJIN itu nggak jodoh dengan miskin. Nggak mau miskin, jangan malas…
Maka insya Allah kalau kita rajin, rezeki akan ngedatengin… yakin?
Semangat ya!...
"Pak bos, sekarang sudah waktunya kita ke Bandara. Pesawat take off 2 jam lagi, maskapai yg kita pilih biasanya jarang delay..."
Bosnya jawab : 'Santai ajalah..."
Ada bos begitu? Mungkin bosnya sangat kaya, sehingga dia tidak perlu MENGHARGAI nominal tiket yang dia beli. 2 sampai 3jt terlalu kecil baginya...
Mungkin juga memang karakter si bos nya tidak menghargai apapun dan siapapun
Ternyata, terlambat itu bukan kejadian. Tapi kebiasaan. Dan kebiasaan jadi karakter.
Janjian sama orang jam 10, ya jam 10 udah disana. Artinya datang sebelum itu. Ga mungkin ada on time di level detik. Jadi pilihannya datang sebelum atau terlambat.
Jarjit dan Upin janjian di suatu tempat jam 16.00 sore.
Jarjit datang jam 15.45
Itu artinya Jarjit menghargai Upin. Jarjit menganggap Upin adalah orang penting. Jarjit menganggap pertemuan itu penting.
Sementara Upin datang jam 16.10
Secara tidak sadar, Upin mengatakan "Halah! Cuma Jarjit ini. Santai lah.... "
Upin meremehkan pertemuan itu, Upin meremehkan Jarjit.
=======
Itu kalau janjian perorangan. Kalau ngadain acara? Sama aja...
Sebut saja acara seminar. Ada panitia dan ada peserta disana.
Sebut aja ada seminar bisnis di kampung Durian Runtuh. Ditentukan acara mulai jam 9 pagi.
Peserta terdaftar 30 orang.
Tibalah jam 9 itu. Ternyata yg datang baru 10 orang.
Pertanyaannya, Apa yang dilakukan panitia? Menunggu atau langsung mulai aja?
Kebanyakan panitia akan mengatakan "karena peserta masih dikit, kita tunggu yang lain ya. Kita mulai 10 menit lagi"
Bayangkan Anda jadi orang yang disiplin, termasuk yang 10 orang.
Maka kesimpulan Anda adalah "Aku disiplin, tapi aku 'dihukum' dengan harus menunggu yang telat. Next event saya telat aja"
Sementara orang yang telat. Dia mengatakan "Aku terlambat 8 menit. Ternyata acara dimulai 2 menit lagi. Next event saya telat dikit GAPAPA kali ya"
Yang disiplin jadi terlambat
Yang terlambat jadi tetap terlambat
Kenapa itu bisa terjadi? Siapa yang salah? PANITIA.
Menurut saya, itu DZOLIM!
Yang bener dihukum. Yang salah dikasih hadiah. Kan dzolim! Mirip seperti koruptor ratusan juta dipenjara cuma 2 bulan dan fasilitas mewah. Sementara maling 1 ekor ayam digebukin sampai bonyok dan dipenjara 7 tahun... Dzolim!
Satu dua acara begitu. Akhirnya jadi budaya. Budaya jam karet. Ngulur ngulur waktu... Ngaret dianggap biasa...
Kalau Anda ngadain acara, tolong 'hukum' peserta yang terlambat dengan materi yang tidak 100% atau bahkan gaboleh masuk ruangan sekalian.
Dan beri hadiah dan apresiasi lebih untuk yang disiplin waktu. Agar kelak dia jadi ketagihan untuk disiplin di event berikutnya...
Mirip sama kereta, mirip sama pesawat...
Yuk ah saling mengingatkan utk disiplin waktu. Mulai dari sendiri dan ingatkan orang sekitar...
- Afik
Share postingan ini, agar ketepatan waktu jadi budaya orang Indonesia yang baru
Ada yang tanya sama saya, “Gimana biar nggak kecewa?”
Mungkin, Anda pernah mengalami kekecewaan dalam hidup, misalnya aja:
Lalu karena tidak terpenuhi, akhirnya muncul yang namanya perasaan : KECEWA
Apa akar masalahnya kenapa bisa kecewa? ternyata jawabannya karena : NGAREP
Maka dari itu, sesuai quote di postingan ini:
"Kekecewaan terjadi bukan karena niat pelakunya, tapi karena HARAPAN yang KETINGGIAN nggak sebanding dengan KEMAMPUAN"
Itulah kenapa, kalau berharap sama manusia itu mengecewakan, dan berharap sama Allah itu menenangkan, juga menyenangkan. Karena Allah Maha Memiliki Segalanya, Punya semua kemampuan (kuasa) untuk mewujudkan/menahan apapun yang kita inginkan.
Karenanya, di dunia reseller beberapa orang (mungkin Anda, mudah-mudahan bukan) mengalami hal "NGAREP" ini.
1. Sebagai reseller ia berharap ownernya/leadernya ngajarin jualan
2. Sebagai leader/owner ia berharap punya reseller yang belajar jualan sendiri tanpa diajarin
Hasilnya : Saling nuntut, nggak nurut, dan keduanya nggak ada perubahan
Gimana idealnya?
1. Sebagai reseller mulailah belajar untuk Anda sendiri, kemampuan jualan yang Anda pelajari akan dibawa kemanapun, dimanapun, untuk jualan apapun, dan kapanpun karir Anda kedepannya…
Produk akan terus update, kalau ownermu tidak update dengan perubahan, ya tinggal bikin produk sendiri atau join sama bisnis lain yang produknya menurut Anda oke.
2. Sebagai owner, sadarilah kalau mereka (para reseller) itu adalah 'perpanjangan tangan' dan menjadi salah satu channel penjualan Anda.
Omset yang Anda terima karena keaktivan dan kemampuan mereka. Maka selain diperbanyak jumlah resellernya, perbanyak juga kualitas (skill) jualan mereka.
Bikin produk bagus aja nggak cukup. Ajarin mereka!
- Jangan cuma disuruh jualan, tanpa dikasih pembelajaran
- Jangan cuma dikasih target, tanpa dikasih ilmu greget
Kesimpulannya: Jangan kebanyakan berharap, jangan kebanyakan usulan, mulailah ambil tanggung jawab!
Tapi, masalahnya begini :
1. Kebanyakan reseller ga tau mau belajar apa
2. Beberapa owner nggak tau mau ngajarin apa
Karena itulah saya membuat ebook berjudul : MODUL RESELLER SUKSES
Setelah berpengalaman lebih dari 3 tahun menjadi top reseller yang berkali-kali masuk 10 besar leaderboard penjualan tertinggi, saya melanjutkan menjadi distributor yang membina ribuan reseller dengan revenue milyaran selama 2 tahun, dan 4 tahun menjadi mentor untuk puluhan ribu distributo, agen dan reseller. Barulah saya pede mempolakan modul ini dalam sebuah ebook
Karenanya, Ebook ini cocok untuk Anda yang :
- Reseller yang pengen berhasil, bertanggung jawab atas nasibnya sendiri, pengen meningkatkan skill jualannya sebagai investasi jangka panjang
- Owner/Distributor/Agen/Upline yang butuh bahan materi pembelajaran untuk tim resellernya, terutama yang belum bekerjasama dengan mentor yang bisa ngajarin ilmu teknis
Produknya berupa : File Ebook dengan 170 halaman
Investasinya Rp 258.000 (hari ini diskon jadi Rp 90.700)
Bonusnya :
- Soft-File Checklist Reseller Sukses
DISINI LINK EBOOKNYA
Udahlah, jangan banyak berharap sama manusia ya, ga perlu menaruh harapan lebih, untuk sesuatu yang sering mengecewakan karena serba terbatas.
Maka mulailah utk ambil tanggung jawabmu sendiri, siap?
Didalam diri saya ada pemimpinnya, ada anggotanya...
Pemimpin : "Untuk kemajuan 'organisasi' kita yang bernama Afik ini, saya membuat peraturan!"
Anggota : "Siap pemimpin, apa aturan buat kami"
Pemimpin : "Semua peraturan yang Allah dan rosulnya berikan, wajib menjadi peraturan 'organisasi'! "
Anggota : "Siap laksanakan! Sholat lima waktu, zakat saat nishab, dan peraturan lainnya dijalankan"
Pemimpin : "Tidak kalah penting, saya juga membuat peraturan untuk terus belajar mengembangkan diri. Cari orang atau buku yg lebih ahli, belajar darinya! "
Anggota : "Siap laksanakan! Karena kalau tau ilmunya, kesalahan jadi minim, keberhasilan jadi lebih mudah"
Lalu di suatu kejadian...
Anggota : "Lapor pemimpin! Ada berita viral tentang perselingkuhan"
Pemimpin : "Bukankah sudah ada peraturan tidak boleh selingkuh? Itu masuk dalam peraturan nya Allah?"
Anggota : "Iya, sudah ada. Lalu gimana kita merespon berita itu? "
Pemimpin : "Kenapa harus di respon? Tetap lakukan aktivitas 'organisasi' seperti biasa! '
Anggota : " Siap laksanakan! Saatnya jualan meski saldo kita masih aman untuk hidup beberapa tahun kedepan "
Pemimpin : "Nah iya gitu, pastikan semua rencana berjalan. Jangan terganggu dengan berita viral"
Disaat yang lain...
Anggota : "Lapor pemimpin! Sepertinya berita viral KDRT ini meski tidak perlu direspon, kita bisa mengolahnya jadi angle copywriting"
Pemimpin : "Jadi bukan sekedar ikut-ikutan, ada manfaat nya buat 'organisasi' kita ya?"
Anggota : "Ada pemimpin! Jadi kita bisa menunjukkan kepada followers kalau kita update berita, dan kita berada di pihak yang anti-KDRT"
Pemimpin : "Jangan lupa doakan yang terbaik untuk korbannya. Dan doakan semoga pelakunya dapat hukuman setimpal"
Anggota : "siap laksanakan! "
Pemimpin : "Terus apalagi? Respon kita? "
Anggota : "Soal gaya postingan nya, otak punya rencana utk disampaikan dalam bentuk storytelling. Otak dan tangan akan bercerita tentang obrolan kita di postingan fb"
Pemimpin : "Produk apa yang kita spill? "
Anggota : "Udah jelas produk storytelling, nantinya pembaca bisa diinfokan kalau belajar bersama kita bisa klik DISINI "
Pemimpin : "Oke! Tugas kita hanya menginfokan. Biarkan hasil penjualan atau jumlah klik Allah yang ngatur. Kita ga butuh pembeli, pembeli yang butuh produk kita"
Anggota : "Siap laksanakan! Jangan ngarep kecuali kepada Allah!"
Pemimpin : "Tegakkan aturan!"
Sudah menjadi hal biasa buat saya, ngisi training ke berbagai kota di Indonesia. Bolak-balik bandara.
Alhamdulillah Allah izinkan saya keliling Indonesia dan dibayarin panitia karena saya jadi pematerinya. Jambi, Semarang, Surabaya, Makassar, Lombok, dll…
Full #konser 🤭
Kudu setrong 💪🤣
Bahkan pernah dalam sebulan trip ke lebih dari 4 pulau.
Sampai ada yang nanya “Apa ga capek mas?”
Kalau soal capek, ada sih dikit, tapi capek jadi ga berasa kalau udah ketemu peserta, tidak sedikit mereka datang lebih jauh dari perjalanan saya, seakan ada energi tersendiri.
Melihat semangat mereka, saya makin semangat.
Bahkan, pernah di suatu acara training Lombok, ada yang datang dari sangat jauh... perjalanan darat 2 hari 😲
Gak banyak alesan...
Gak banyak nunda...
Gak banyak nanya...
Langsung cuss berangkat belajar.
Masya Allah 👏
Lalu, saya pun bertanya-tanya, sebenarnya apa sih yang bikin mereka bergerak begitu semangat.
Kenapa semangat jualan?
Kenapa semangat silaturahim?
Kenapa semangat belajar?
Jawabannya ternyata adalah : CINTA
Ya, bukan hanya uang yang mereka cari.
Mereka berbisnis dengan energi cinta.
"Maksudnya?" 🤔
Begini...
Salah satunya dengan pernafkahan yang halal. Dengan jualan...
Dan ciri itu semua ada pada mereka, para pejuang, para pebisnis yang menjemput ilmu.
💪
Semangat posting adalah output. Yang orang lihat...
Yang orang ga tau, ada dorongan cinta yang menggerakkan mereka.
Coba bayangin, kalau misalkan ada orang yang ga sayang sama anaknya, ga peduli dengan orang tuanya, ga mau tau dengan sesama.
Maka ia akan malas-malasan. Kalau pun berbisnis, hanya mementingkan untung, konsumen kecewa urusan belakang. duh… Nauzubillah... 😤 Tentu itu bukan kita.
Bayangin juga, ada orang yang menjual barang ‘busuk’ dengan kemasan menarik. Nipu. Dia hanya cinta profitnya aja dan mengabaikan pembelinya. Dan parahnya, kalau transaksinya ga berkah, uang buat keluarga juga jadi bermasalah.
=============
Karenanya, mulai sekarang yuk charge lagi energi kita dengan energi cinta.
Jangan artikan cinta hanya sekedar pasangan/lawan jenis aja.
Cinta pekerjaan...
Cinta dengan konsumen...
Cinta dengan produknya...
Cinta dengan bisnisnya...
Yang terpenting. Cinta dengan Sang Maha Mencintai... Allah subhaanallah wa ta'ala…
Biar berkah ga nabrak sana-sini... ga melanggar aturan-Nya... dan ga lalai untuk tetap beribadah kepadaNya...
Semangat! 💪
- Afik
Boleh share kalau setuju 🙏
Sampai tulisan ini saya ketik, saya masih meyakini kalau berpikir positif membawa pada kesuksesan. Mungkin sedikit melawan judul ya?
Tapiiii, pengalaman saya menyimpulkan kalau berpikir negatif, asalkan dosisnya tepat, itu malah diperlukan. Sekali lagi, diperlukan.
(Btw, sebelum membaca lebih lanjut, Saya mau sampaikan dulu kalau Anda BOLEH untuk tidak sepakat dengan saya. Boleh banget)
Maksudnya gimana mas? Negatif thinking pakai dosis? Emang obat?
Begini...
Saya ambil contoh ya, kalau Anda lagi mengendarai sepeda motor, lalu Anda berpikir "Ntar kalau nabrak gimana?"
Ini adalah pertanyaan negatif thinking. Bolehkah?
Menurut saya boleh tapi dosisnya 20% aja. Justru karena kita mikir negatif ini akhirnya kita pakai helm, berhati-hati, dan lebih konsentrasi.
Nah kalau 20% nya berpikir negatif, maka 80% nya berpikir positif. Seperti :
Contoh lain, saat keluar rumah. Boleh banget positif thinking dengan mengatakan "Aman aman aman, bismillah"
Tapi 20% kita mengatakan "kalau diluar ada virus gimana?" Lalu kita mempersiapkan hand sanitizer, memakai masker, dan jaga jarak dengan orang lain, tidak salaman.
Jadi, tetap keluar rumah untuk membeli kebutuhan pokok, berdoa biar yakin, biar positif, tapi tetap berhati-hati, gunakan 20% pikiran untuk hal negatif.
Contoh lain, soal kerjasama dengan partner bisnis. Bolehkah berpikir "Kalau orang ini nipu gimana?" ?
Menurut saya, ini perlu bangetz (pakai z )
Kenapa? Karena kasus penipuan yg terjadi banyak yg disebabkan karena : Terlalu Percaya.
Kan nyesek...
Ada cerita kawan saya ditipu sampai milyaran, istrinya sampai meninggalkan dia, dan sampai berurusan di kepolisian. Sekarang kawan saya ini mulai usaha kecil-kecilan, apa aja dijalanin dulu bahkan utk ternak kambing disawah, tapi alhamdulillah menghasilkan.
Saya sih cuma fokus kasih solusi aja, sharing cara jualan dan lain-lain sebisa saya. Seadanya saat ini ilmu yg diamanahkan ke saya.
Tapi sambil saya ngajarin beliau, saya juga pengen belajar, maka kalau mau diambil pelajaran agar saya ga kena tipu juga, rambu-rambu yg perlu diwaspadai adalah ketika ada kata setelah kalimat "Dia tuh saya kira orang baik-baik mas. Ternyata.... "
(Titik-titik itu biasanya ga enak)
Karena itulah, saya mengambil kesimpulan kadang 20% negatif thinking itu perlu.
Contoh praktiknya : Walaupun kelihatan alim, tetap buat MOU tertulis untuk sebuah perjanjian, kesepakatan dan pasal-pasalnya jelas. Secara hukum dipelajari, Kalau kejadian buruk menimpa, siapa yg nanggung, dan lain-lain...
Ibarat mobil, negatif thinking adalah REM. Tetap perlu tapi jangan diinjek terus remnya, ntar malah ga jalan-jalan.
Dalam porsi yang pas, tetap perlu rem. Nge-gas terus bisa kebablasan.
Memang benar, dari kegagalan itu akhirnya dapat pelajaran, tapi kalau sampai keluarga berantakan, anak jadi korban, emang mau menerima konsekuensi seperti itu? Na'udzubillah…
Saya sampaikan tulisan ini bukan untuk menakut-nakuti, cuma mengingatkan agar berhati-hati. Jadi, bukan sekedar pakai hati, tapi juga pakai hati-hati…
Lagipula, dari ketakutan itu kita jadi BERDOA kan? Kita punya iman, kita meyakini Allah Maha Melindungi. Jadi, takut boleh, asalkan dengan ketakutan itu kita jadi memohon keselamatan. Bukankah itu baik?
Sekiranya bermanfaat, boleh dishare... nggak mau kan? Kalau teman atau saudara Anda ngalamin? Maka bantu ingatkan sebelum terjadi...
Semoga 'alarm' penipuan kita peka. Karena kalau Penipu adalah kejahatan, maka ditipu adalah kecerobohan. Pastikan kita bukan termasuk dari keduanya ya... aamiin…
Ceritanya, saat beberapa waktu yang lalu saya buat status "Ketika orang lain sukses, kenapa Anda belum?"
Muncul macam-macam komentar. Saya ga akan menyebutkan seperti apa komentarnya, yg jelas, kesimpulan dari jawaban mereka itu bukan hal teknis yang membuat mereka 'merasa' belum sukses...
Tapi hal-hal nonteknis seperti : Mindset, ga praktek, malu, doa, fokus, nasib, takdir dan sebagainya...
Nah, tulisan ini saya tulis dengan niatan membantu siapapun yg ingin sukses...
- Yang mengartikan sukses itu punya banyak uang...
- Yang mengartikan sukses itu punya bisnis dengan banyak karyawan...
- Yang mengartikan sukses itu dekat dengan Allah...
- Yang mengartikan sukses itu Membahagiakan orang lain...
Andakah orangnya?
Kalau "Iya" lanjutkan membaca...
Jadi gini, kalau punya keinginan, kita perlu tau apa yg kita inginkan...
Dan tiap orang beda-beda...
- Ada yang pengen lunas...
- Ada yang pengen sembuh...
- Ada yang pengen kaya...
- Tiap orang beda-beda...
Kalau Anda mengatakan "Saya cuma pengen bahagia mas!"
Saya tanya lagi, "bahagia" itu ketika apa? Kurang spesifik.
JADI, TIPS PERTAMA : SPESIFIK
Otak kita perlu informasi detail agar jelas apa yg sebenarnya dia inginkan...
Contoh:
"Mas aku pengen bahagiain orang tua!"
"Good, pertanyaannya orang tua bahagia kalau apa?"
"Kalau umroh mas!"
"Oke, sekarang utk menuju umroh butuh apa saja?"
"Niat, doa, dan ikhtiar mas, salah satunya duit 25 juta, kalau dua orang berarti 50juta".
"Oke makin spesifik"
"Sekarang, soal waktu, kapan pengennya keinginan itu terpenuhi?"
"Pengen secepatnya mas, tapi yg kayaknya masuk akal, 6 bulan lagi"
Nah… kalau spesifik, beda dengan yang ga jelas…
Intinya : Buat yang spesifik. Bukan karena kita mendekte Allah...
Spesifik dalam tujuan ini di ranah manusia, di ranah ikhtiar. Pertanyaan-pertanyaan diatas untuk memancing otak kita.
Agar otak ini memberi perintah ke tangan "Woy jangan scrolling terus, impianmu belum tercapai! "
Dengan begitu, kita berada di jalan yg lurus...
Coba praktekin, jawab pertanyaan di atas.
Semakin spesifik, semakin mudah otak Anda membayangkan apa yg Anda inginkan...
2. Install pemikiran "SAYA BERDAYA"
Kalau ditanya "Kenapa masih gagal?"
Banyak orang yang masih aja beralasan ..
- "Saya gaptek mas..."
- "Saya repot mas..."
- "Ga ada waktu ..."
- "Ga punya ilmu..."
- "Saya orang kampung..."
Dan alasan lainnya...
Intinya, kalau banyak alasan, sebenarnya orang itu ga serius mencapai impiannya.
Saya sendiri, sebenarnya belum layak disebut orang paling sukses. Tapi dari beberapa tahun yang lalu, saya mengalami banyak perubahan.
Dan di perubahan , saya mengalami titik balik.
Salah satu titik balik saya adalah : Saya suka belajar
Ya, simpel... Belajar!
Buat Anda yang belum tau, saya lahir di Madura, besar di pesantren disana sampai usia 18 tahun.
Madura adalah pulau dimana (saat itu) ga ada Gramedia dan toko buku yg gede, buku sangat jarang dicari, Madura adalah pulau yang pembicara hebat jarang sekali ngadain seminar disana, Madura adalah pulau dimana utk beberapa ilmu yg ingin saya pelajari ga ada disana.
Terus, apa respon saya? Saya menginstall pemikiran kalau "Saya berdaya!"
Detailnya begini...
Keadaan diluar saya, boleh bagaimana saja, tapi yang jelas, saya berdaya, saya mengubah dari diri sendiri...
Saya ga beralasan "Saya gagal karena saya ga belajar, nah, saya ga belajar karena di kota saya ga ada toko buku"
NO! BIG NO!
Saya memilih MERANTAU.
Kenapa merantau? Karena kalau ngeluh terus saya ga akan sukses.
Dan sekarang, saya berharap Anda punya pemikiran yg serupa. Berpikirlah kalau "Saya berdaya!". Saya memaksimalkan apa yang bisa saya kendalikan.
Merantau adalah cara ampuh, menurut saya.
Saya merantau ke Jogja, kota dimana banyak pelajar, banyak kampus, banyak toko buku.
Saya juga merantau ke Jakarta, Kuliah disana. Ibu kota dimana banyak bisnis bersaing dan banyak pembicara hebat saya jemput ilmunya...
Begitu juga ke Tangerang dan Bandung...
Pergi merantau dengan tanpa berharap ada saudara yg membantu disana adalah mental BERDAYA!
Sekarang, kalau Anda memang beneran pengen sukses, miliki mental ini.
Contoh : Pengen jualannya laris..
Kendala : Ga punya ilmu...
Yasudah, belajar dari org yg punya ilmunya...
Belajar dari bukunya...
Kendala lagi : Ga punya uang untuk beli bukunya...
Yasudah, belajar dulu dari artikel yg udah dia tulis, atau video yang mereka upload, praktekkan...
Dan seterusnya...
Intinya, ya berdayalah...
"Orang yang serius, gak banyak alasan.
Orang yang banyak alasan, dia gak serius!"
Lanjut ...
3. TUJUAN DICAPAI DENGAN 'KENDARAAN'
Seperti halnya perjalanan dari Surabaya menuju Bandung. Anda sudah punya keinginan pengen ke Bandung, dan keinginan Anda terasa jauh... Maka Anda butuh kendaraan untuk mencapai nya...
Bener kan?
Begitu juga ketika Anda pengen berhasil dalam JUALAN.
Banyak orang yang mengira "Saya gagal jualan karena saya ga punya Personal Brand mas"
Duh...
Personal brand itu hanya SALAH SATU kendaraan menuju closing.
Bukan satu-satunya cara.
Menurut saya, Jualan di Shopee, Tiktok, Tokopedia dan Marketplace lain itu ga butuh personal brand. Sama sekali ga butuh ...
Kenapa? Karena siapa penjualnya ga penting, selama dia butuh produknya, harga cocok, fast respon kalau ditanya stok ready atau habis. Orang beli ...
"Terus saya ga usah belajar Personal Brand mas?"
Ya boleh belajar juga...
Kan ilmu itu jadi kendaraan... Kali aja ntar dipake...
Tapi jangan dijadikan alasan utk ga sukses…
Begitulah kendaraan. Memang dengan ilmu dan effort yg lebih, hasilnya lebih cepat...
====
Sekarang, saya tutup tulisan ini dengan DOA.
Namanya saudara, yah saling mendoakan. Kan?
Saya meyakini sukses itu perjalanan, bukan tujuan. Jadi sekarang saya sudah mencapai sesuatu, tapi disaat yang sama juga punya beberapa keinginan yang perlu saya usahakan.
Doain ya...
Saya pun mendoakan Anda agar makin sukses, dari hari ke hari… makin sehat, makin bahagia… Aamiin…
Dulu, ada tokoh seniman terkenal bernama Dennis Diderot yang berkarya dengan membangun perpustakaan dan buku yang sangat lengkap pada zaman itu.
Tapi, meski karyanya bagus, dia hidup serba pas-pasan, cenderung miskin. Padahal saat itu anak gadisnya mau menikah dan dia tidak punya uang untuk membiayai acara pernikahan anaknya.
Mendengar hal itu, kaisar Rusia hatinya resah. Ia ingin membeli perpustakaan miliknya dengan harga yang sangat mahal sampai 1.000 poundsterling (mungkin kalau kurs sekarang, sekitar Rp 2,5 Milyar )
Akhirnya, transaksi itu beneran terjadi, nasibnya berubah dalam sehari. Ia kaya mendadak!
Bukan hanya membiayai acara pernikahan anaknya, ia masih sangat kaya sehingga ia juga membeli jubah yang ia impikan sejak lama. Jubah yang sangat indah dan mahal tentunya.
Setelah acara itu selesai, ia memakai jubahnya dan mulai berpikir
"Masa iya, jubah sebagus ini saya pakai di kursi rotan yang jelek, beli kursi baru ah, yang bahannya kulit..."
Beberapa hari kemudian...
"Dengan jubah yang indah ini, aku duduk di kursi yang juga bagus, eh tapi kok ga ada lukisannya ya. Beli ah..."
Beberapa hari kemudian
"Lemari juga kudu bagus, karpet juga kudu indah, sepatu ku juga kudu indah, masa iya jubah bagus sepatunya jelek..."
Akhirnya... setelah barang barangnya sudah pada bagus, tapi uangnya jadi habis.
Bahkan untuk kebutuhan pokok ia kesulitan, akhirnya ia mulai menjual satu per satu barang mewah yang ia beli. Dan ia kembali miskin.
Bahkan ia lebih miskin dari sebelumnya, karena sekarang ia sudah tidak punya perpustakaan lagi.
Hati-hati dengan pola ini, kudu punya kemampuan NGEREM. Karena satu barang akan mengundang barang berikutnya.
Saya membagi barang menjadi dua hal. Ada barang konsumtif, ada barang produktif.
Barang konsumtif bukan nggak boleh, tapi kita kudu sadar betul bahwa barang ini biasa aja, gausah bagus bagus amat. Contoh: piring.
Piring bagi saya ya buat tempat makan. Saya nggak akan berhemat untuk makan tanpa piring dgn alasan barang konsumtif, tapi yaudah piring biasa aja ga masalah...
Tapi, kalau Anda memang bisnis kuliner, punya rumah makan misalnya, piring yg ada di restoran Anda itu aset. Piring itu "menghasilkan" kepuasan konsumen, kudu yg terbaik, minimal jgn sampai konsumen kecewa karena piring seadanya (kecuali memang Anda setting bisnis Anda serba biasa aja)
Saya pribadi, yg menjadi aset untuk saya laptop, kamera, smartphone, dan kalau saya diundang jadi pembicara di event offline, maka pakaian saya juga aset. Karena aktivitas menghasilkan yg saya dapatkan dibantu oleh barang-barang itu.
Sampai jadi Video Course Storytelling maupun Video Course lainnya kan juga karena dibantu alat-alat (baca: amunisi perang) yang mumpuni.
Ketika saldo mulai mepet, kalau bisa JANGAN jual aset, sebaliknya, justru pakai aset itu untuk menghasilkan lebih banyak lagi.
So, semoga kita lebih bijak lagi dalam berbelanja dan nggak kena "diderot effect". Mencoba boros dan berlanjut dgn boros-boros berikutnya... aamiin...
Kata "Dijagain Ilmu" saya dapatkan dari hasil duduk saya mendengarkan seorang ustadz. Tapi istilah yg mungkin lebih tepatnya Allah Menjaga kita, karena telah memasukkan ilmu & pemahaman ke diri kita.
Secara fisik, kita mungkin menjaga buku atau kitab yg kita punya dari hujan, kalau basah jadi rusak, ga bisa dibaca...
Tapi setelah kitab dan buku itu dipelajari, sadar atau tidak, ilmu yg masuk itu akan menjagamu...
Misalnya aja...
- Setelah tau dan belajar ttg azab mencuri, akhirnya ketika kondisi kepepet, sandal di masjid hilang, pemilik ilmu ga ngambil punya orang...
- Setelah tau dan belajar tentang surat Albaqoroh ayat 282 tentang hutang harus dicatat, akhirnya ketika ada urusan hutang piutang dengan teman ia mencatatnya. Ga ada lagi "drama" dari orang yg ngakunya udah lunas dan drama-drama lain...
- Lagi sedih, baper, kesel dan kecewa sama orang sekitar , eh tiba-tiba keinget dengan ilmu tafsir dan asbabun-nuzul dari surat ad-dhuha, jadi senang lagi karena disana disampaikan "Tuhanmu tidak meninggalkan engkau dan tidak pula membencimu"
Bayangkan kalau ga punya ilmunya, malah jadinya mencelakakan...
- Betapa banyak orang yang mencuri dan korupsi bukan karena dia pengen, tapi ga tau ilmu ttg konsekuensi azabnya...
- Betapa banyak orang yang ribut gara-gara hutang, dan yang berurusan sudah meninggal. Ini karena tidak dicatat. Kenapa ga dicatat? Karena ga tau ilmunya...
- Betapa banyak orang yang bunuh diri karena depresi, stress pusing dan dia ga tau ilmu menyehatkan mental dengan tawakkal, dzikir dan amalan hati lainnya...
So, jangan berhenti utk belajar. Segala sesuatu ada ilmunya, masalah yg kita alami itu orang lain juga pernah mengalami dan selesai, tugas kita belajar darinya...
Mudah-mudahan Allah mudahkan kita ketemu guru, Allah berikan pemahaman, dan pemahaman itu jadi wasilah jagain kita ga keluar dari jalan yg lurus. Aamiin...
Beberapa tahun yang lalu, viral berita meninggalnya sepasang artis di jalan tol, saya pribadi mendapat pelajaran salah satunya soal cara berkendara ...
Jujur aja, meski belum lama saya bisa nyetir mobil dan punya SIM, kalau di toll bawaannya suka pengen lebih ngebut, bukan buru-buru, lebih ke seru aja apalagi kalau sendirian...
Wass…wisss….wussss…
Sampai akhirnya saya pernah ngotot ngebut gas pol, deg-degan berkilo-kilo meter dan bisa dibilang ugal-ugalan, nyalip satu per satu kendaraan didepan. Seakan nggak boleh ada satu kendaraan dodepan saya, kudu paling depan (jangan ditiru ya, konyolnya karena didepan pasti ada kendaraan lain) saya cuma semakin cepat 10 menit dari perkiraan tiba.
Misal nih, saya dari Bandung ke Tangerang perkiraan 3 jam. Setelah saya ngebut dan membahayakan diri, ternyata perkiraan tiba ke tujuan cuma 2 jam 50 menit.
menurut saya ini sama sekali nggak worth it! Nggak sepadan…
Nggak sebanding antara resiko yang saya hadapi ketika ngebut, dengan waktu 10 menit.
Alhasil saya menyimpulkan, dah lah santuy aja.
Sekarang, bagi saya selamat lebih prioritas daripada cepat.
FYI, Saya nggak ngerokok dengan alasan jaga kesehatan, masa dalam berkendara ugal-ugalan dan mengorbankan nyawa. Nggak masuk akal...
Nah, ngomongin soal perubahan gaya berkendara yg ngebut ini, ternyata bukan hanya saya doang.
Waktu itu saya ngobrol dengan teman kantor, dia juga udah memilih 'tobat' dari ngebut juga. Kami sama-sama memprioritaskan selamat daripada cepat.
Padahal, nggak sedikit pula yang sebelumnya udah mengingatkan
Tapi seolah peringatan itu lewat begitu aja sampai adanya CERITA.
Apalagi cerita nyata.
Setelah ada kejadian yg membahayakan barulah percaya. Barulah nasehat itu masuk dari telinga kanan, disimpan dan dijadikan pegangan.
Karena itulah, dalam menawarkan atau nulis copywriting, cara bercerita (storyteliing) masih ampuh...
Misalnya aja di tongkrongan emak-emak ada yang cerita :
"Eh jeng, tau nggak info terbaru. Ih ngeri banget tau... tapi jangan bilang siapa-siapa ya.."
Terus emak-emak yang lain pun mulai penasaran "eh apa tuh, kudet nih..."
"Itutuh... temen kampus kita, si Indah yang dulu wajahnya buluk banget sekarang glowing banget..."
Waah iya kah? kok bisa yaa...
Barulah diceritakan kalau dia pakai produk brand skincare A, akhirnya makin yakin.
Apalagi belum lama ia ditawarin produk dengan brand A sama reseller sempet kurang percaya.
Setelah denger cerita itu jadi tertarik dan pengen beli.
Intinya sih, kadang pesan apapun kalau kurang ditangkep sama orang.
Coba deh sampaikan dalam bentuk cerita.
Seperti kalau :
- Supir yang ngantuk membahayakan, 'dinasehati' dengan cerita...
- Pentingnya mendidik Anak dengan benar, orang tuanya 'dinasehati' dengan cerita...
- Kehebatan sebuah produk, pun juga 'disampaikan' dalam bentuk cerita...
“Ajarin caranya dong mas Afik!”
Yee, kemana aja. Saya sudah bikin video coursenya DISINI. Klik aja…
Semoga setelah tau cara ini, kita lebih mudah menyampaikan apa yg kita komunikasikan
karena sekarang kita tau caranya : CERITA
Itu aja utk tulisan kali ini. Semoga bermanfaat…
Pertanyaannya simple. Mana yang lebih bahaya antara hiu dan ular?
Ternyata,
- Walaupun Hiu memang bergigi tajam
- Meski bisa Ular memang beracun
- Tapi ternyata NYAMUK lebih mematikan!
Saya denger ini kaget! Nyamuk biasa kita remehkan. Tapi nyata bahayanya...
Kenapa hiu terkesan menakutkan?
Kenapa ular begitu mengerikan?
Itulah efek dari sebuah CERITA dalam FILM.
Kalau filmnya melawan nyamuk, mungkin ada tapi jadi nggak seru. Ya iyalah!
- Nyamuk itu kecil
- Nyamuk itu bisa ditepok
- Obat anti nyamuk biasa kita pakai
Dijadiin film ya nggak 'menjual'
Padahal 'damage'nya juga real!
Penyakit seperti demam berdara, malaria, virus zika, semuanya dari nyamuk. Mematikan!
Coba deh pikirkan lagi...
- Seberapa sering kita berhadapan dengan hiu? Jarang...
Apalagi kita beda alam. Hiu di air laut dan kita di darat.
- Bagaimana dengan ular? ketika kita berhadapan dengannya,
otomatis akan kita pukul/bunuh kan? kecuali Anda pawang ular seperti Panji Petualang. Hehehe...
Nyamuk? begitu banyak, begitu dekat...
Sebenarnya, yang pengen saya sampaikan bukan soal gimana caranya panjang umur dari hiu, ular dan nyamuk. Yang pengen saya kasih tau disini adalah:
CERITA MENGALAHKAN DATA!
Data statistik nyamuk menjadi sebab meninggal. Itu data...
Tapi kalau ada satu orang meninggal di pantai akibat gigitan hiu, ini cerita... sebutan lainnya, STORY
Akibat story ini, orang jadi takut ke laut. Padahal nggak semua hiu akan makan manusia.
Maka, dengan dampaknya storytelling ini. Apa jadinya kalau kita pakai buat jualan? Hasilnya bakal gokil!
Alhamdulillah kelar bikin video course terbaru bernama STORY-SELLING.
Isinya tentang membuat cerita yang menghasilkan penjualan. Makanya dinamakan STORY-SELLING. Storytelling yang menghasilkan SELLING.
FYI, Ilmu ini sudah saya praktekin dari 2014. 10 tahun-an!
Saya pakai buat jualan buku, jualan skincare, jualan peluang bisnis, macem-macem...
Bukan hanya saya praktekkan, tapi juga sudah saya ajarkan di berbagai kota di Indonesia.
Sekarang, karena saya cukup 'mager' untuk keliling lagi, jadi deh, video coursenya.
"Cocok buat siapa video course ini mas?"
Siapapun yang jualan online. Tapi tulisannya itu nggak dibaca karena emang orang lain terlanjur tau kalau itu jualan.
- Gimana mau diorder, diliat aja nggak
- Gimana mau diliat, conten-nya dibaca aja nggak
- Gimana mau dibaca, liat judulnya aja keliatan jualan banget!
nah loo... Seperti postingan ini, apakah Anda tau kalau endingnya saya jadi jelasin produk? jujur! hahaha...
Kena kan?
Percayalah, awal tulisan ini dan foto yang saya gunakan itu STORYTELLING banget.
Tapi akhirnya sekarang Anda jadi tau produknya dan mulai pengen belajar kan?
Udah, jangan ditahan, klik aja https://utas.to/StorySelling
Mau sampai kapan? jualan segitu-segitu aja karena cara jualannya gitu-gitu aja?
- Afik
Ntar kalau udah beli, saya bisikin jadi affiliate nya... insya Allah..
Pembahasan :
- Bagaimana mendapatkan ide yang UNLIMITED
- Bagaimana MENGUBAH PIKIRAN orang dengan tulisan
- Apa saja kata/kalimat yang "haram" ditulis seorang copywriter
- 10 Angle Copywriting agar postingan nggak itu-itu aja
- Storytelling, Seni Menjual Dengan Cerita
Yang Anda dapatkan:
Siapa yang cocok ikutan webinar ini?
Di sore hari, sang suami baru pulang kerja. Sedang duduk santai di sofa merebahkan badan yang seharian di kantor...
Istrinya pun datang menyambut...
Istri : Ini pah, teh angetnya...
Suami : Makasih ya mah...
Istri : Oiya pah, tadi si dedek rewel terus, jadi mama tadi belum sempet jemur pakaian, boleh minta tolong bantu jemurin gak? Mama mau cuci piring dulu...
Suami : Saya itu capek kerja mah, jemur baju kan tugasmu. Aku kerja cari uang kamu dirumah ngerjakan itu semua. Bagi tugas lah... Gimana sih!
Istri : Ya aku kan cuma minta tolong, kalau capek yasudah ga usah...
Karena sang suami kesel, ia berbaring dan tiduran di kamar sendirian.
Sementara istrinya jemur baju dgn cepat agar bisa segera cuci piring sebelum makan malam.
Lalu sang suami sambil buka WA dan update status "Kesel banget! Bikin bete... Ga tau orang lagi capek apa?"
Tulisnya di status WhatsApp...
Tuing....
Status itu di respon teman nya...
"Kenapa bro?" Kata temannya...
"Ini, masa bini gw ga sadar diri, dia itu udah ga kerja, tapi malah minta bantuan gw yg capek baru pulang dari kantor utk jemur baju. Itu kan tugas dia? Tugasku menghasilkan uang, gaji saya 10 juta per bulan."
Lalu temannya jawab : "Emang beneran gak kerja gitu? Bini ente? Ga ngapa-ngapain dari jam 8 sampai jam 5 sore?"
Ditanya begitu si suami lalu menjawab ...
"Ya bukan ga ngapa-ngapain juga, cuma ngepel, nyapu masak doang.... "
Teman nya menanggapi lagi...
" Setau saya, bayaran seorang koki itu 4juta sebulan, bayaran seorang jasa kebersihan rumah, nyapu ngepel itu 500rb sekali kerja, terus laundry, plus setrika, dll itu 500rb , jaga anak atau baby sitter 4 juta sebulan, ditambah lagi kalau malamnya dia ngajarin anak bikin PR, itu setara belajar private 4 juta sebulan, dan kerjaan lainnya...
Kalau dibandingkan dari gaji yang ente dapatkan, kayanya ga cukup buat bayar dia.
Jadi maap yak, Sepertinya istrimu lebih produktif menghasilkan daripada ente... Kalau ente ngeluh capek, istrimu lebih capek..."
Membaca chat itu sang suami mendadak mewek, tanpa disadari ia menangis dan meletakkan hp nya di kasur begitu saja.
Teman nya chat lagi...
"Kok ga balas chat bro, Maap kalau kesinggung yak!"
Setelah chatingan dengan temannya itu, sang suami ga pernah lagi hitung-hitungan soal gaji dia dengan pekerjaan istrinya...
=======
Wahai pak suami, jangan kau remehkan istrimu ya...
Mungkin badanmu lebih berotot darinya, mungkin fisikmu lebih tegap darinya, dan memang benar, kamulah pemimpinnya...
Tapi pemimpin terbaik tidak merendahkan partner nya...
Ini bukan soal tugas suami atau tugas istri, tapi soal seberapa kompak untuk saling menghargai...
Semoga cerita ini menyadarkan...
Boleh di share... Baca juga Cara Belajar Bisnis Lebih Cepat
Bayangkan... Di sebuah rumah ada 10 orang penghuni. Yang kaya cuma satu org. Ia kaya dari berjualan kaos.
Kalau 9 org teman nya miskin, apakah dia bisa menjual kaos-kaosnya tanpa keluar rumah? Jual ke 9 temannya sendiri?
Ga bisa. Bisa pun ngutang. Kasbon
Makanya, 1 org kaya ini sebut saja Bejo, kalau bisa, yah, ajarkan lah ilmunya, peluangnya dan caranya. Maka hasilnya adalah...
Jadi, dalam rumah itu ekonominya jadi sehat. Penghuninya saling mendukung. Dengan kekuatannya masing-masing. Dengan produknya masing-masing. Nggak perlu saling menyalahkan, nggak perlu juga merasa paling benar.
Toh kalau Erik ngambil untung, dan dia laper, dia beli gorengan ke si Robi.
Robi dapat untung, punya uang, dan butuh pulsa, maka dia beli ke Dodi...
Maka terjadilah perputaran ekonomi di rumah itu jadi sehat...
Daaan... Ekonomi di rumah itu makin bertumbuh kalau...
Si Robi bukan hanya menjual gorengan nya ke dalam rumah saja. Tapi ‘expansi' ke ke rumah sebelah... Bahkan ke 100 rumah sekitar situ.
Ketika Robi jadi makin mapan karena berhasil jual banyak. Toh ia akan beli Pulsa dan sepatu ke teman sendiri di dalam rumah...
Hingga pada akhirnya…
Ekonomi di rumah tersebut mulai memburuk...
Masuklah si Franky, penjual buah yang harganya jauh di bawah si Ucok (penghuni rumah)
Karena murah, 9 org penghuni rumah lainnya membeli buah ke si Franky, alasannya simple. HEMAT alias NGIRIT.
Lama-lama Si Ucok jadi mikir. Penjualannya makin turun. Jadi sepi. Nggak heran, karena persaingan bebas Franky boleh masuk rumah.
“Profitnya mepet sih, tapi ya mau gimana lagi. Kalau nggak nurunin harga, market keburu pindah” pikirnya…
Lama kelamaan, masih nggak masuk juga, Karena dengan si Ucok menurunkan harga buah. Si Franky juga menurunkan lebih murah lagi.
Sampai akhirnya, diapun malah ikut beli buah ke si Franky utk dijual lagi.
Setelah 2 tahun berjalan. Strategi Franky berhasil, dia buat si Ucok tidak punya lagi ilmu menanam buah yg baik. Tidak tahu cara menyimpan buah yang baik. Dan itu berlanjur, Turun-temurun, bertahun-tahun...
Memang awalnya, Franky bukan hanya nggak ngambil untung. Bahkan ia belinya 5000 jualnya 4000. Nggak masuk akal! Jual rugi...
Tapi setelah si Ucok benar benar 'lupa' bagaimana menanam buah, seluk beluk tentang buah. Maka Franky akan 'menguasai pasar' buah di rumah tersebut. Semua penghuni sudah mengenal Franky si Penjual Buah.
Tahun demi tahun berlalu… nggak terasa.
Perlahan, Harga jual mulai dinaikin...
Saatnya Franky ambil untung...
Mau saingan harga udah ga bisa. Sudah terlalu jauh!
Franky udah mengatakan "kami lebih berpengalaman" mau pakai “kami lebih berkualitas” juga terbukti. Ya mau gimana lagi, nggak ada yang
Saat itu pula, penghuni rumah udah terbiasa makan buah dari si Franky, semua nyerah, ga ada lagi yg berani saingan dan adu bisnis jualan buah juga dgn si Franky...
Yah, begitulah 'penjajahan' di suatu negeri.
1 rumah ibarat 1 negeri.
10 org tadi mewakili jutaan rakyatnya.
Kalau ada kawan se-negara nya punya produk, dia nawar. Atau minta diskon. Sami mawon!
Atau juga dengan bangganya menggunakan brand luar seolah itu adalah ukuran kesuksesan.
Dengan bangganya memakai produk luar dan mengabaikan produk dalam negeri. Ini juga aneh berikutnya. Apa yang dicari? Menunjukkan di sosial media tanpa dibayar.
“Aku sukses, aku bisa beli barang mahal ini”. Pertanyaannya, Sukses menurut siapa? dengan membeli sebuah gengsi. Tanpa berpikir generasi nanti…
Kita doakan negeri ini agar berdaya di negeri sendiri... masih ada harapan. Masih bisa diperjuangkan. Sekarang!
Anda akan mempelajari:
Cocok untuk Anda yang bermasalah dari segi kedisiplinan, komitmen, udah menulis goal tapi ga kecapai. Dll…
Ebook ini saya design sangat APLIKATIF. Bisa dipraktekin oleh Pengajar, Penjual, Penulis atau siapapun yang ingin bertumbuh.
Tanpa harus menunggu moment pemilihan pemimpin, ada baiknya kita mempelajari sosok pemimpin yang jarang dipublish, padahal kisahnya sangat inspiratif (setidaknya inspiratif menurut saya) mudah-mudahan juga menurut Anda.
Siapa sosok yang saya maksud? beliau adalah : Umar Bin Abdul Aziz
Siapa dia? Berikut detailnya:
Endingnya, masyarakat malah memilihnya menjadi pemimpin, Hari Jum'at, tanggal 11 bulan Safar tahun 99 Hijriyah.
Pertanyaannya, adakah pemimpin yang ‘kayaknya’ di hari pelantikannya mengatakan seperti itu?
Adakah sekarang pemimpin yang menjaga kehalalan hartanya seperti itu?
Kalimat yang ia ucapkan :
"Karena saya khawatir, bila dia akan menjadi perhiasan dalam pandangan saya (sehingga menghalangi saya dari kebenaran) sebagaimana seorang anak menjadi perhiasan bagi orang tuanya"
Adakah sekarang pemimpin yang berhati-hati seperti itu?
Adakah sekarang pemimpin yang memperhatikan dan peduli kepada ahli ilmu seperti itu?
"Demi Allah! Jika engkau tidak mengembalikan dia kepadaku, maka akan aku kirimkan pasukan yang akan memerangimu, yang barisan pertamanya ada dihadapanmu dan barisan terakhirnya masih dihadapanku!"
Ancaman itu ia siapkan demi menjaga satu orang rakyatnya. Hm... lagi-lagi, Adakah calon pemimpin kita yang ketegasannya mendekati itu?
Adakah pemimpin yang humble seperti ini?
"Wahai istriku, pilihlah... kamu mau mendampingiku dan melepaskan perhiasan itu. Atau memilih bersama perhiasan itu dan berpisah denganku..."
Endingnya, ia sedekahkah sebagian besar harta pribadinya dan memilih hidup sederhana.
Adakah calon pemimpin kita yang ciri cirinya mendekati itu?
Terminumlah air berisi racun itu dan ia sakit keras, ia sadar telah diracun pembantunya sendiri. Sampailah ia memanggil pelakunya. Alih-alih dendam dan dihukum, Umar malah menyuruh dua hal kepada orang yang meracuninya.
Alih-alih balas dendam, Ia memerintahkan :
1. Kembalikan 1.000 dinar itu ke kas negara agar kamu ga makan harta haram.
2. Ketika aku mati, Kaburlah ke tempat yang jauh sampai tidak ada yang kesal kepadamu, dan tidak ada yang meng-qishash mu
Adakah calon pemimpin kita yang pemaaf nya seperti itu?
Melihat fakta diatas, pertanyaannya adakah calon pemimpin kita yang seperti itu?
Minimal banget, mendekati ciri diatas deh, ada?
Kalau belum ada, yaudah doa, mudah-mudahan kisah inspiratif orang-orang sholeh seperti Umar Bin Abdul Aziz ini menjadi target. Bahwa orang sehebat beliau, itu ada. Nyata!
Beliau bukan Nabi, apalagi rosul, bukan... beliau sama seperti kita. Bahkan hidup sekitar 1 abad setelah kenabian. Dengan keyakinan seperti ini mudah-mudahan menumbuhkan rasa optimis kita untuk meneladaninya...
Jadi, jangan lagi beralasan "itukan orang dulu, kualitasnya lebih sholeh, kita ga akan bisa" NO... bisa Insya Allah, kalau nggak kita ya anak kita. Yakin... setidaknya jadi doa...
Doakan juga negeri ini, dan negeri Palestina, semoga kejadian hari ini menjadi sejarah perbaikan. Aamiin...
Sekiranya tulisan ini menggugah Anda. Viralkan yaaa...
Want to register now?
Please check your email to receive a registration activation link
![[File] Habit Tracker + Quote](https://image.utas.co/image/642178799ad9c78f4ed890fa5319eb696b7fd.jpg)
![[File] Habit Tracker + Quote](https://image.utas.co/image/6421720ddf8027c62b5554fe2ad0e71d4b5a6.jpg)
![[Ebook] 10 Steps Habit Building](https://image.utas.co/image/648359e500a4a64e4935a7ace3a06c50f3cbd.jpg)
